Skenario Runtuhnya Israel

View this post on Instagram A post shared by Vertizone.News (@mimin.vertizone) Skenario Runtuhnya Israel Oleh: Ahmad al...


Skenario Runtuhnya Israel

Oleh: Ahmad al-Hilah

Asosiasi Ilmuwan Genosida Internasional (IAGS) pada 1 September lalu mengeluarkan keputusan yang menetapkan bahwa kebijakan dan tindakan Israel di Gaza memenuhi kriteria hukum sebagai tindakan genosida, sebagaimana tercantum dalam Pasal Kedua Konvensi PBB tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida (1948).

Sebanyak 86% dari 500 anggota asosiasi tersebut mendukung keputusan itu. Ironisnya, konvensi ini lahir dari pengalaman genosida yang menimpa kaum Yahudi di Eropa (Holocaust).

Sejak awal, Israel selalu membutuhkan pembenaran moral untuk keberadaannya, yaitu narasi “korban”. Dikatakan bahwa kaum Yahudi yang tertindas dan menjadi korban Holocaust berhak mendapatkan kompensasi politik dan moral untuk mendirikan negara bagi mereka, bukan di Eropa—tempat mereka ditindas—tetapi di Palestina, dengan dalih bahwa Palestina adalah “tanah tanpa rakyat” dan “tanah yang dijanjikan bagi Yahudi”.

Mesin propaganda Zionis berhasil menjual Israel sebagai model kemanusiaan, peradaban, serta perpanjangan tangan Barat yang menjaga HAM, di tengah kawasan yang digambarkan jahat dan penuh terorisme. Proses membangun citra ini berlangsung puluhan tahun dan berhasil menyembunyikan hakikat Israel sebagai proyek kolonial.

Namun bangunan besar propaganda ini runtuh secara dramatis, karena ia berdiri di atas dusta. Begitu dunia yang tertipu menyaksikan wajah asli Israel yang buas, mereka bangkit menolak penjajahan dan genosida yang dilakukan oleh keturunan korban Holocaust itu sendiri.

Kini topeng telah jatuh. Israel, entitas kriminal yang membantai sekitar 63.000 warga Palestina—lebih dari 18.000 di antaranya anak-anak—melukai lebih dari 160.000, meninggalkan lebih dari 10.000 orang hilang, menghancurkan kota-kota di Gaza, rumah sakit, sekolah, universitas, masjid, gereja, serta melakukan kelaparan sistematis dengan memutus akses air, makanan, dan obat-obatan.

Pentingnya fakta ini adalah: Israel yang brutal dan penjajah kehilangan legitimasi moralnya. Setiap entitas atau proyek politik tanpa legitimasi moral pasti gagal dan lenyap. Israel adalah entitas asing, penjajah sementara, dan bagian tubuh asing yang tidak memiliki hubungan sejarah, budaya, atau bahasa dengan kawasan ini.

Bangkitnya protes rakyat dunia—terutama dari Barat—terhadap kebiadaban Israel menandakan bahwa Israel mulai kehilangan pilar utama eksistensinya: dukungan Barat. Meski pemerintah Barat sejauh ini masih sebatas mengeluarkan sikap, perubahan menuju tindakan nyata sangat mungkin terjadi, terutama karena tekanan pemilu dan opini publik yang menuntut Israel dihukum.

Hilangnya Legitimasi Perang 

Di tahun kedua perang Gaza, meski Israel berhasil melakukan pukulan keras namun tidak mematikan terhadap Hamas dan Hizbullah, keresahan mulai menguasai opini publik Israel. Masyarakat yang lelah berharap pemerintah menghentikan perang demi membebaskan tawanan dari Hamas, belajar dari kegagalan, dan memperbaiki kerusakan citra Israel di Amerika, Eropa, serta Australia.

Rasa cemas ini diperparah oleh tingginya jumlah korban jiwa tentara (900 tewas), hancurnya ekonomi, rusaknya kehidupan sosial bagi ratusan ribu tentara cadangan, dan isolasi internasional. Survei Harvard dan Harris akhir Agustus lalu menunjukkan 60% pemuda AS usia 18–24 tahun lebih mendukung Hamas daripada Israel—sebuah perubahan besar dalam opini publik di Amerika.

Keresahan publik Israel pun merembet ke dinas militer dan intelijen, yang mendesak agar perang dihentikan dan ditukar dengan perjanjian pembebasan tawanan. Mereka menyadari perang ini sia-sia dan mustahil mencapai tujuan ideologis ekstremis sayap kanan Zionis: melenyapkan rakyat Palestina dan menguasai seluruh tanahnya.

Survei Walla pada 26 Agustus mengungkap 73% warga Israel mendukung penghentian perang, 75% tentara serta perwira juga setuju, dan sekitar 40% tentara kehilangan motivasi bertempur. Ini pertanda perang sudah kehilangan legitimasi internal, selain legitimasi internasional. Bahkan mayoritas dunia menuntut Israel menghentikan perang dan blokade Gaza, kecuali AS yang sendirian memveto resolusi DK PBB akhir Agustus lalu.

Over Kekuatan dan Potensi Runtuh

Israel masih punya kesempatan untuk menghentikan perang melalui kesepakatan dengan Hamas demi membebaskan tawanan dan menyelamatkan diri dari kegagalan. Tetapi Netanyahu dan sayap kanan ekstrem memilih jalan keras kepala dengan keyakinan ideologis religius bahwa mereka menjalankan “misi sejarah” untuk visi Israel Raya.

Itu artinya mereka tak hanya berusaha mengusir rakyat Palestina dari Gaza dan Tepi Barat, tapi juga mempersiapkan konfrontasi militer dengan Lebanon, bahkan Iran. Selanjutnya, Suriah menjadi sasaran, sejalan dengan ucapan Smotrich bahwa “batas Yerusalem ada di Damaskus.” Bahkan kemungkinan Israel menyerbu Yordania dengan alasan keamanan atau klaim “tanah perjanjian” juga terbuka, sebagaimana dikatakan pejabat Israel Shlomo Karhi: “Dua tepi Sungai Yordan adalah milik kita.”

Dengan dukungan Trump, mereka bermimpi melaksanakan proyek Israel Raya, mengorbankan sebanyak mungkin orang Arab dan Muslim demi mengundang “turunnya mesias sang penyelamat”.

AS tidak menolak ekspansi Israel, karena baginya yang penting adalah kepentingan strategis, kendali geopolitik, dan aliansi militer. Washington bahkan mendukung Israel, baik salah maupun benar, karena dua hal:

1. Faktor religius-teologis (dukungan politisi AS yang meyakini tanah Palestina adalah milik Yahudi menurut kitab suci).

2. Faktor strategis (Israel dijadikan alat dominasi AS atas kawasan Timur Tengah sebelum beralih menghadapi Cina dan Rusia).

Namun justru strategi berbahaya ini menanam benih kehancuran Israel. Sebab Israel kecil (7 juta jiwa), lemah secara ekonomi, sosial, dan militer setelah dua tahun perang Gaza, mustahil mampu mendominasi kawasan Arab. Rakyat kawasan ini menolak Zionisme, apalagi melihat kesombongan, kebuasan, dan genosida yang dilakukan Israel. Gaza hanyalah contoh kecil dari potensi perlawanan besar di negara-negara sekitar jika Israel mencoba memperluas agresinya.

Israel yang fanatik, terjebak mitos, dan mabuk kekuatan akan mendapati dirinya sendirian di medan perang, tenggelam dalam ilusi. Pada akhirnya, ia akan membayar harga kesombongannya dengan darahnya sendiri. Tidak Washington dan tidak pula Barat mampu menyelamatkannya dari kehancuran.

Pusat Informasi Palestina
5 September 2025
https://palinfo.com/news/2025/09/05/971961/

COMMENTS

Nama

Afghanistan,22,Aksi,1,Artikel,65,Buletin Kabar Dunia Islam,1,Data Kebiadaban Israel,5,Daulah Utsmaniyah,1,Doa,8,Dokumenter Perjuangan Palestina,13,Dukungan Untuk Palestina,12,Dukungan untuk Perjuangan Palestina,53,Duta Besar Palestina,3,Ebook,30,Fatwa Boikot,8,Film Dokumenter Palestina,11,Hamas,25,Ikhwanul Muslimin,7,Isi Buku,4,Israel,4,Isu Syiah,4,Kajian,14,Karya Ilmiah,7,Kisah Syuhada,1,Laporan Strategis Palestina,3,Lembaga Kemanusiaan,1,Membongkar Hoaks,2,Menjawab Syubhat,4,Palestina-Diaspora,2,Palestina-Jalur Gaza,11,Palestina-Tepi Barat,3,Survei,3,Thaliban,22,Tulisan Ustadz Budi Ashari,67,Ulama-Ustadz-Akademisi,111,Ustadz Budi Ashari,67,Video,61,Wawancara,3,
ltr
item
Ya-Aqsha Media: Skenario Runtuhnya Israel
Skenario Runtuhnya Israel
Ya-Aqsha Media
https://ya-aqsha.blogspot.com/2025/09/skenario-runtuhnya-israel.html
https://ya-aqsha.blogspot.com/
https://ya-aqsha.blogspot.com/
https://ya-aqsha.blogspot.com/2025/09/skenario-runtuhnya-israel.html
true
1607972164486125252
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content