Tulisan Syaikh Majdi Al Maghribi (Dai Salafi Gaza): *** Apakah pelucutan senjata #Hamas akan mengakhiri penderitaan kita di #Gaza? Ketika ta...
Tulisan Syaikh Majdi Al Maghribi (Dai Salafi Gaza):
***
Apakah pelucutan senjata #Hamas akan mengakhiri penderitaan kita di #Gaza?
Ketika tahap pertama dari gencatan senjata mulai dijalankan — setelah penderitaan panjang para pengungsi di tenda-tenda, dengan harapan dan impian akan berakhirnya hari-hari agresi serta kembalinya kehidupan ke jalurnya — orang-orang pun kembali ke wilayah-wilayah yang diizinkan untuk mereka kembali.
Namun, masih banyak yang tidak dapat kembali, baik karena tempat tinggal mereka telah menjadi puing-puing dan tak ada tanda-tanda kehidupan di sana, atau karena wilayah tersebut masih berada di bawah kendali militer Yahudi.
Di atas semua itu, harapan dan impian yang mereka gantungkan sirna begitu mereka dihadapkan dengan kenyataan yang sangat mengejutkan dan membingungkan. Karena mendengar berita tentu tidak sama dengan melihat langsung dengan mata kepala sendiri.
Mereka menemukan kondisi yang memerlukan sumber daya setingkat negara agar bisa ditangani, dan tidak cukup hanya dengan semangat para relawan, atau inisiatif individu, atau sisa-sisa lembaga pemerintah dan kotamadya.
Lalu apa yang terjadi saat itu?
Yang terjadi adalah: orang-orang terpukul dan tercengang.
Sebagian dari mereka kembali ke tenda mereka, padahal sebelumnya mereka bersabar dengan pengharapan dan penantian.
Namun ketika harapan dan penantian itu pupus, maka tak ada lagi yang tersisa.
Masa di tenda-tenda bahkan terasa lebih ringan bagi mereka dibandingkan kondisi setelah tahap pertama gencatan senjata.
Lalu datang pukulan telak berikutnya:
Yahudi mengingkari kesepakatan mereka, dan tidak melanjutkan ke tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata.
Dan kaum Muslimin tidak perlu lagi bereksperimen untuk mengetahui sifat dan tabiat Yahudi, karena Al-Qur’an sudah cukup menjelaskan secara gamblang, tanpa perlu adanya bukti tambahan dari siapa pun.
Maka pertanyaannya:
Apakah pelucutan senjata Hamas akan mencegah kita dari dibunuh?
Atau dengan pertanyaan lain:
Apakah mereka yang percaya bahwa melucuti senjata akan menghentikan pembunuhan dan agresi Yahudi, bisa menjamin bahwa Yahudi tidak akan kembali menyerang dan membunuh kita dengan cara yang lebih biadab setelah Gaza benar-benar dilucuti senjatanya, dan setelah mereka mendapatkan semua tawanan mereka?
Jawaban logis dan bijaknya adalah:
Tidak ada satu pun yang bisa mencegah Yahudi dari menyerang, dan tidak ada yang bisa menjaminnya, walaupun seluruh jin dan manusia menjadi saksi atas perjanjian itu.
Akhlaq Yahudi yang dijelaskan dalam Al-Qur’an, dan realitas hidup bersama mereka, menjadi bukti nyata akan hal itu.
Situasinya bagaikan orang yang lari dari panasnya api, lalu malah terjun ke dalam kobaran yang lebih besar.
Beberapa hari gencatan senjata, bantuan yang serba minim, lalu masa gencatan selesai sesuai kesepakatan — sementara Yahudi telah menyelesaikan masalah tawanan mereka.
Setelah itu tak ada lagi yang menghalangi mereka untuk melanjutkan agresi baru, namun kali ini dengan kebebasan penuh, tanpa tekanan, tanpa kebutuhan untuk negosiasi atau gencatan.
Saya dari #Gaza, kami adalah sasaran utama agresi Zionis, namun saya secara tegas menolak penyerahan senjata, sebagaimana syariat juga menolaknya, dan penolakan itu adalah bagian dari harga diri dan kejantanan.
Mati dan terbunuh jauh lebih ringan daripada menyerah.
Dan sungguh ironis, sebagian bangsa Arab justru ikut menjadi perantara Yahudi dalam menekan kami untuk menyerahkan senjata.
Setiap orang di Gaza tentu punya pendapatnya masing-masing, namun inilah yang saya yakini, dan rahmat Allah lebih luas untuk kita semua.
La haula wa la quwwata illa billahil ‘Aliyyil ‘Azhiim.
COMMENTS