Wawancara dengan Wakil Menteri Agama di Gaza - Media Alukah (Juni 2010)

Berikut ini wawancara Media Alukah dengan Wakil Menteri Agama di Gaza, Syaikh Prof. Dr. Shalih Husain ar-Raqab pada Juni 2010, tentang Situa...


Berikut ini wawancara Media Alukah dengan Wakil Menteri Agama di Gaza, Syaikh Prof. Dr. Shalih Husain ar-Raqab pada Juni 2010, tentang Situasi Keagamaan di Jalur Gaza. 

Di tengah krisis berat yang dialami oleh penduduk Jalur Gaza—yang terus bertahan dengan sabar menghadapi kesulitan dan penderitaan—jarang sekali orang menaruh perhatian pada perkembangan ilmiah, dakwah, dan pembinaan pendidikan yang sesungguhnya sudah semakin mengakar kuat di Gaza selama lebih dari dua dekade terakhir.

Terlebih setelah kemenangan Hamas dalam pemilu dan keberhasilannya menguasai Gaza, semakin nyata adanya kebutuhan untuk memberikan perhatian Islami terhadap proyek-proyek ilmiah dan dakwah yang ada di sana, agar generasi muda Islam dan para pejuang aqidah dapat tumbuh dengan berpegang pada prinsip-prinsip Islam yang benar.

Mengenai hal itu, kami berkesempatan mewawancarai Syaikh Dr. Shalih Husain ar-Raqab, untuk berbicara tentang berbagai persoalan dan tantangan dunia ilmiah dan dakwah di Jalur Gaza.

Syaikh Dr. Shalih adalah Guru Besar (Professor) di Jurusan Aqidah dan Aliran-aliran Kontemporer, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Gaza, Palestina. Ia juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Ahlus Sunnah Anshar Ahlul Bait dan Sahabat Nabi.

Selama berada di Universitas Islam Gaza, beliau pernah menduduki sejumlah posisi penting, diantaranya: Ketua Jurusan Aqidah di Fakultas Ushuluddin, Wakil Dekan, Dekan Fakultas Ushuluddin, Dekan Pascasarjana, Wakil Ketua Serikat Pekerja, Ketua Serikat Pekerja, serta menjadi perwakilan Fakultas Ushuluddin di Dewan Universitas.

Selain itu, beliau menulis sejumlah buku dan penelitian ilmiah yang sudah teruji, memiliki situs dakwah Islam di internet: (http://www.drsregeb.com), aktif sebagai khatib dan dai sejak tahun 1972, serta menjadi anggota Rabithah Ulama Palestina.

Dengan kesediaan beliau untuk diwawancara, kami merasa senang bisa menyajikan jawaban-jawaban beliau secara khusus untuk situs Alukah. Berikut petikan wawancaranya:

Pertanyaan 1: Bagaimana Anda menggambarkan situasi keagamaan di Gaza saat ini?

Situasi keagamaan di Jalur Gaza sangat menjanjikan kebaikan. Ada kebangkitan religius yang semakin meningkat berkat karunia Allah Ta’ala. Jumlah jamaah di masjid terus bertambah, terutama di shalat Subuh. Hal ini menandakan kesadaran keagamaan yang makin tumbuh subur.

Majelis tahfizh dan halaqah Al-Qur’an banyak dihadiri para pelajar baik laki-laki maupun perempuan. Penggunaan hijab di kalangan wanita dan remaja putri juga semakin meluas. Banyak orang semakin hati-hati mencari yang halal, khususnya dalam urusan muamalah dan transaksi keuangan.

Pelajaran dan kajian di masjid juga berlangsung dengan baik, meskipun kami tentu berharap kegiatan dakwah dan pengajaran itu bisa lebih ditingkatkan lagi.

Pertanyaan 2: Bagaimana kondisi Gaza 20 tahun yang lalu?

Sebenarnya, situasi keagamaan di Jalur Gaza mulai mengalami kebangkitan terutama setelah Intifadhah pertama. Hal itu didukung oleh banyaknya pembangunan masjid, munculnya gerakan perlawanan Islam (Hamas), dan dengan berdirinya Universitas Islam Gaza yang memiliki jasa besar dalam memberikan kesadaran keagamaan.

Universitas ini telah melahirkan banyak pemimpin muda yang sadar akan agamanya dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, aktivitas serta upaya yang dilakukan oleh gerakan Islam yang dipimpin oleh para ulama dan dai yang ikhlas juga menjadi faktor penting dalam kebangkitan tersebut.

Pertanyaan 3: Syaikh Ahmad Yasin – rahimahullah – dikenal memiliki peran besar dalam membina masyarakat, menghidupkan dakwah, serta menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pada banyak pemuda Islam. Bisa Anda ceritakan tentang usahanya di bidang ini?

Syaikh Ahmad Yasin memulai aktivitas dakwahnya dari masjid, dengan mengajar anak-anak dan para pemuda tentang ilmu-ilmu Islam sekaligus ilmu umum, serta melalui kelas-kelas tambahan yang diadakan di masjid pada liburan musim panas.

Beliau juga aktif berdakwah lewat masjid dengan memanfaatkan perpustakaan, khutbah, ceramah, buku, dan selebaran. Awal mula idenya bahkan sederhana: membawa bola ke masjid agar para pemuda betah, kemudian memanfaatkan ruangan di masjid bagian utara. Dari sanalah lahir gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga Islam.

Beliau membina satu generasi rabbani yang beriman, teguh pada Islam dan aqidahnya, mencintai jihad dan senjata, serta tidak tunduk kecuali kepada Allah Rabbul ‘Alamin. Generasi itu memegang teguh ajaran Islam yang agung, meyakini bahwa jalan jihad dan perlawanan adalah satu-satunya cara membebaskan Palestina dari penjajahan Yahudi yang najis.

Syaikh Ahmad Yasin memiliki semangat luar biasa. Meski lumpuh dan harus duduk di kursi roda, beliau mampu mengguncang singgasana para tiran, baik Yahudi maupun para sekutunya.

Beliau memiliki wibawa yang kuat namun penuh kelembutan. Saat berjumpa, pesona beliau langsung menyentuh hati, menguasai pikiran, perasaan, dan menyalakan semangat. Ia sosok yang hidup dalam ingatan dan tak akan pernah terlupakan.

Karakter beliau penuh senyum dan percaya diri, bahkan ketika sedang berpikir keras atau menghadapi situasi sulit. Karena itulah, beliau mendapat tempat khusus di hati anggota gerakannya yang tak tertandingi oleh siapapun. Ia adalah pribadi yang mampu menyatukan orang-orang di sekitarnya.

Beliau menggunakan sarana dakwahnya melalui banyak kegiatan: halaqah Qur’an dan pembinaan di masjid, berbagai acara umum berupa seminar, konferensi, festival, dan pameran dakwah.

Program dakwah itu banyak menyasar kalangan pelajar dan kaum terdidik. Melalui al-Kutlah al-Islamiyah (semacam Rohis/LDK kalau di kita), universitas-universitas Islam berperan melahirkan generasi cendekiawan Muslim.

Dalam hal ini, Syaikh Yasin pernah berkata:
“Kebangkitan agama sangat besar. Masyarakat sedang kembali kepada Allah secara nyata. Masjid-masjid dipenuhi jamaah. Orang-orang kembali mendekat kepada Allah karena kondisi penderitaan dan situasi yang mereka hadapi mendorong ke arah itu.”

Dakwah di Palestina berperan penting dalam menumbuhkan kembali kesadaran, menyebarkan pemahaman Islam di tengah masyarakat, serta memberi pengaruh besar dalam memberantas korupsi, menumbuhkan semangat berkorban, bahkan menyalakan semangat jihad dan mati syahid di kalangan pemuda maupun pemudi.

Selain itu, al-Mujamma‘ al-Islami yang didirikan beliau mempunyai peran besar dalam menyebarkan ilmu dan tradisi Islam di Gaza. Lembaga itu menjadi pionir pendirian sekolah TK pertama di Gaza, ikut berkontribusi dalam mendirikan Universitas Islam Gaza, dan sebelumnya juga mendirikan Sekolah Darul Arqam.

Pertanyaan 4: Sejak Hamas memimpin pemerintahan, apakah benar ada langkah nyata dalam menyebarkan ilmu syar’i dan mencerahkan masyarakat dengan agama di Gaza? Bisa disebutkan contoh-contohnya?

Pemerintahan sah yang dipimpin oleh Ismail Haniyah memiliki Kementerian Pendidikan dan Kementerian Wakaf, yang menaungi perguruan tinggi syariah dan institusi yang peduli terhadap pendidikan agama.

Pada masa pemerintahan (Hamas) ini, sejumlah perguruan tinggi syariah baru didirikan, baik di Gaza, wilayah tengah, maupun wilayah utara.

Selain itu, Hamas menaungi sejumlah yayasan dan lembaga pendidikan yang fokus pada pengajaran agama dan tahfizh Qur’an, termasuk penyelenggaraan kemah musim panas untuk hafalan Qur’an. Para ulama dan dai Hamas juga aktif menyebarkan ilmu syar’i melalui masjid, meskipun menurut penilaian kami upaya itu belum sepenuhnya optimal.

Pertanyaan 5: Dikatakan bahwa pengokohan ilmu syar’i merupakan bukti nyata pertumbuhan gerakan ilmiah di suatu negeri. Apakah di Gaza terdapat halaqah ilmiah dan majelis ilmu di masjid-masjid?

Sayangnya, jumlah halaqah ilmiah di Gaza masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: keterbatasan waktu para ulama dan masyaikh karena sibuk dengan berbagai aktivitas dakwah lainnya, banyaknya perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu agama sehingga sebagian orang lebih memilih jalur formal, serta kurangnya minat pemuda untuk mengikuti halaqah semacam itu.

Meski begitu, saya sangat berharap akan ada puluhan halaqah ilmiah di masjid-masjid besar di Jalur Gaza.

Pertanyaan 6: Di kalangan Zionis muncul keresahan besar terhadap kamp-kamp musim panas Hamas, sebagaimana diberitakan oleh surat kabar Haaretz. Apa sebabnya? Dan bagaimana sebenarnya hakikat kamp-kamp musim panas ini?

Kaum Zionis telah merusak banyak pemuda Palestina selama masa pendudukan mereka di Jalur Gaza. Namun, alhamdulillah, semua rencana mereka berakhir sia-sia. Musuh-musuh Islam – terutama kaum Yahudi – sangat takut terhadap kebangkitan Islam dan para pemuda Muslim. Dahulu, Perdana Menteri Israel pertama, Ben Gurion, pernah berkata: “Kami tidak takut pada sosialisme, tidak pada revolusi, tidak pula pada demokrasi di kawasan ini. Yang kami takutkan hanyalah Islam – raksasa yang lama tertidur, kini mulai bangkit kembali.”

Tokoh Yahudi Shimon Peres pun mengatakan: “Perdamaian tidak akan pernah tercapai – menurut cara Yahudi – selama Islam masih menghunus pedangnya. Kita tidak akan pernah merasa aman hingga Islam menyarungkan pedangnya selamanya.”

Sementara itu, mantan kepala Mossad, Ephraim Halevy, menegaskan: “Bahaya terbesar yang bisa dihadapi Israel dari bangsa Arab adalah bersatunya agama dengan arah kebangsaan. Apa yang kita hadapi sekarang hanyalah lelucon dibandingkan apa yang bisa terjadi di masa depan jika gelombang gerakan perjuangan Islam terus berlanjut dalam menghadapi negara Yahudi. Inilah yang seharusnya sangat mencemaskan kita, sayangnya kita tidak berbuat apa-apa untuk menghentikan ancaman ini.”

Seorang komentator Zionis dalam siaran radio Israel tanggal 5 September 1978 berkata: “Yahudi dan para pendukungnya harus sadar bahwa bahaya nyata yang dihadapi Israel adalah kembalinya ruh Islam yang bangkit lagi. Maka para pendukung Israel wajib berusaha keras agar ruh Islam tetap padam. Sebab bila ruh itu kembali menyala, bukan hanya Israel yang terancam, tetapi seluruh peradaban Barat pun akan berada dalam bahaya.”

Mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Arens, juga pernah menegaskan: “Apa yang dilakukan kaum Muslim yang taat beragama dalam menghadapi kita akan mendorong ratusan juta orang Arab dan Muslim lain untuk maju berperang dalam jihad suci melawan Israel. Negara Israel tidak boleh membiarkan para pejuang agama ini berhasil dalam pertempuran. Jika mereka berhasil, maka daya gentar Israel akan runtuh di hadapan Arab dan Muslim, dan akibatnya mereka semua akan berani menantang kita. Saat itu kita hanya akan jadi bahan tertawaan dunia.”

Adapun kamp-kamp musim panas di Gaza melahirkan generasi muda yang hafal Kitab Allah, bangga dengan agamanya, yakin pada pemikiran Islam yang diyakininya, serta berani menampakkan kebanggaan ini di berbagai forum dan pertemuan. Mereka berkumpul di bawah semboyan: “Islam adalah solusi.”

Anak-anak muda ini pun menyerukan secara terbuka pentingnya kembali kepada ajaran pokok Islam. Mereka inilah yang kelak akan mengalahkan Yahudi dalam pertempuran, bahkan mencabut mereka dari tanah Palestina yang Muslim.

Kita juga tidak lupa pada sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu:
“Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi, lalu mereka membunuhnya, sampai orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka batu dan pohon itu berkata: Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia. Kecuali pohon gharqad, karena ia adalah pohon orang Yahudi.”

Saya teringat, dua orang peneliti Amerika pernah berkunjung ke rumah saya untuk memahami hadits ini dalam konteks masa kini. Mereka mengatakan kepada saya bahwa orang-orang Yahudi meyakini kebenaran makna hadits ini, dan mereka benar-benar berusaha menunda terjadinya hari itu dengan menanam pohon gharqad sebagai persiapan.

Sesungguhnya Yahudi internasional sangat menyadari bahaya pertumbuhan kebangkitan Islam terhadap sistem mereka yang bathil, terhadap penindasan mereka atas umat Muslim, dan terhadap keberadaan negara kecil Israel yang mereka jadikan anak kesayangan di tengah negeri-negeri Islam.

Pertanyaan 7: Apakah blokade yang kalian alami berpengaruh terhadap penyebaran ilmu dan kesadaran beragama di Gaza?

Sesungguhnya, pengaruh blokade itu hanya pada sisi ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Justru, dalam kondisi blokade ini, hubungan manusia dengan Allah semakin kuat.

Banyak para dai menekankan bahwa blokade adalah ujian dari Allah, bahkan sebuah karunia, untuk menguji kejujuran kita kepada Allah dan keteguhan kita di atas agama-Nya. Mereka pun mengingatkan umat pada peristiwa pengepungan Nabi ﷺ dan para sahabat di Makkah.

Saya melihat selama masa blokade, jumlah jamaah di masjid semakin banyak, begitu pula kehadiran jamaah dalam majelis ilmu dan ceramah agama.

Pertanyaan 8: Apa peran Universitas Islam Gaza dalam menyebarkan ilmu syar‘i? Dan apakah ia memiliki pengaruh dalam menyebarkan aqidah salafus shalih kepada para mahasiswanya?

Keutamaan dalam menyebarkan aqidah salafiyah di Jalur Gaza kembali kepada Universitas Islam Gaza. Semua mahasiswa di sana mempelajari mata kuliah aqidah Islam sebagai mata kuliah wajib universitas. Kurikulum tersebut disusun sesuai dengan mazhab Ahlus Sunnah wal Jama‘ah oleh para dosen yang pernah belajar di universitas-universitas Arab Saudi.

Di samping itu, terdapat sejumlah besar dosen syariah yang merupakan lulusan fakultas syariah dari Universitas Ummul Qura di Makkah, Universitas Imam Muhammad bin Saud, serta Universitas Islam Madinah.

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin juga mempelajari kitab Syarh al-‘Aqidah ath-Thahawiyyah karya Ibnu Abi al-‘Izz al-Hanafi, serta mempelajari secara analitis dan kritis aliran-aliran yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama‘ah.

Para lulusan universitas kini bekerja di sekolah dan universitas itu sendiri, serta perguruan tinggi lainnya, juga di lembaga-lembaga pemerintah. Mereka telah meninggalkan pengaruh yang baik di tengah masyarakat.

Universitas Islam, dengan penuh penghargaan, juga menyediakan beasiswa syariah untuk semua mahasiswa maupun mahasiswi yang masuk fakultas. Semua mendapat beasiswa setengah atau penuh, di samping insentif lain yang diberikan oleh universitas dan fakultas demi mendorong semangat belajar ilmu-ilmu syar‘i, seperti pembebasan penuh biaya kuliah bagi para penghafal Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Universitas juga menyediakan lingkungan akademik yang berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, memperhatikan kondisi rakyat Palestina dan tradisi mereka, serta memanfaatkan seluruh fasilitas yang ada untuk menunjang proses pendidikan. Universitas ini menaruh perhatian yang seimbang antara aspek praktis dan teoritis, serta memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendukung pendidikan.

Selain itu, Fakultas Ushuluddin memiliki sekelompok dai yang aktif, ulama yang unggul, serta para pembimbing yang shaleh – kami menilai mereka demikian tanpa bermaksud menyucikan siapa pun di hadapan Allah – yang telah menyebar di tengah masyarakat Palestina, berkontribusi dalam menyebarkan kesadaran beragama, serta ikut berperan dalam mendamaikan perselisihan di antara rakyat kita yang berjihad.

Pertanyaan 9: Apa peran para ulama di Gaza dalam memperingatkan bahaya infiltrasi Syiah, dan pengaruh sebagian orang yang terpengaruh dengan klaim dukungan mereka terhadap isu Palestina?

Sejak berdirinya Universitas Islam Gaza, kami telah mengajarkan kepada mahasiswa mata kuliah tentang aliran-aliran dalam studi kontemporer. Para mahasiswa mempelajari seluruh aliran kontemporer yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama‘ah. Selain itu, para dai dan ulama melalui masjid-masjid dan lembaga pendidikan memberikan pemahaman kepada umat Islam tentang aqidah kelompok-kelompok tersebut, serta memperingatkan mereka dari kesesatan dan bid‘ah aqidah yang dibawa.

Beberapa dosen bahkan menulis buku dan risalah kecil tentang aqidah Syiah untuk memperingatkan bahaya mereka, yang kemudian diterbitkan di Gaza. Hal itu meninggalkan pengaruh besar di tengah masyarakat Gaza.

Pertanyaan 10: Bagaimana pandangan Anda tentang masa depan ilmu pengetahuan di Gaza?

Di Gaza kini banyak berdiri universitas dan perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi syariah. Jika para ulama menjalankan kewajiban mereka dalam memberikan pemahaman dan dakwah, saya berharap kepada Allah Ta‘ala kesadaran masyarakat untuk beragama semakin meningkat, serta mereka semakin berpegang teguh pada hukum-hukum dan akhlak Islam, terlebih setelah terlihat pengaruh positif dari hafalan Al-Qur’an pada ribuan pemuda Muslim.

Namun, perlu ada tindak lanjut berupa pendidikan syar‘i dan pemahaman agama, serta dorongan kepada para orang tua agar memperhatikan anak-anak mereka. Masa depan Gaza sangat menjanjikan, namun membutuhkan perhatian serta dukungan, baik secara moral maupun materi, dari para ulama, dai, dan kaum Muslimin secara umum.

https://www.alukah.net/world_muslims/0/23192/%D8%AD%D9%88%D8%A7%D8%B1-%D8%B4%D8%A8%D9%83%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%A3%D9%84%D9%88%D9%83%D8%A9-%D9%85%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D8%AF%D9%83%D8%AA%D9%88%D8%B1-%D8%B5%D8%A7%D9%84%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D9%82%D8%A8/

COMMENTS

Nama

Afghanistan,22,Aksi,1,Artikel,65,Buletin Kabar Dunia Islam,1,Data Kebiadaban Israel,5,Daulah Utsmaniyah,1,Doa,8,Dokumenter Perjuangan Palestina,13,Dukungan Untuk Palestina,12,Dukungan untuk Perjuangan Palestina,53,Duta Besar Palestina,3,Ebook,30,Fatwa Boikot,8,Film Dokumenter Palestina,11,Hamas,25,Ikhwanul Muslimin,7,Isi Buku,4,Israel,4,Isu Syiah,4,Kajian,14,Karya Ilmiah,7,Kisah Syuhada,1,Laporan Strategis Palestina,3,Lembaga Kemanusiaan,1,Membongkar Hoaks,2,Menjawab Syubhat,4,Palestina-Diaspora,2,Palestina-Jalur Gaza,11,Palestina-Tepi Barat,3,Survei,3,Thaliban,22,Tulisan Ustadz Budi Ashari,67,Ulama-Ustadz-Akademisi,111,Ustadz Budi Ashari,67,Video,61,Wawancara,3,
ltr
item
Ya-Aqsha Media: Wawancara dengan Wakil Menteri Agama di Gaza - Media Alukah (Juni 2010)
Wawancara dengan Wakil Menteri Agama di Gaza - Media Alukah (Juni 2010)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioz0dK2nDDRmnyY1yGu3JlxTEiLOBnYEgCRjvZHrUXPV4ccjU8qtdm7VDM-qdIMYHd4VJVtR4ZiBx-la4X8jblC0puSf5ZPG-4GSV6kZg1-Pgore0oXzx8TQMPST-feQSntAvMZCpclJ_ZGLr4v_I0IwNpbxU49AeKhOy32dLCem1eYFZpY0jocM_UVKc6/w266-h400/Wawancara%20dengan%20Wakil%20Menteri%20Agama%20di%20Gaza%20-%20Media%20Alukah%20(Juni%202010).jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioz0dK2nDDRmnyY1yGu3JlxTEiLOBnYEgCRjvZHrUXPV4ccjU8qtdm7VDM-qdIMYHd4VJVtR4ZiBx-la4X8jblC0puSf5ZPG-4GSV6kZg1-Pgore0oXzx8TQMPST-feQSntAvMZCpclJ_ZGLr4v_I0IwNpbxU49AeKhOy32dLCem1eYFZpY0jocM_UVKc6/s72-w266-c-h400/Wawancara%20dengan%20Wakil%20Menteri%20Agama%20di%20Gaza%20-%20Media%20Alukah%20(Juni%202010).jpg
Ya-Aqsha Media
https://ya-aqsha.blogspot.com/2010/06/wawancara-dengan-wakil-menteri-agama-di.html
https://ya-aqsha.blogspot.com/
https://ya-aqsha.blogspot.com/
https://ya-aqsha.blogspot.com/2010/06/wawancara-dengan-wakil-menteri-agama-di.html
true
1607972164486125252
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content